BIJAN

TABUNG PRIHATIN

"TABUNG PRIHATIN" PAS KAWASAN BUKIT GANTANG;;DERMA BAGI MEMBANTU ANAK YATIM/FAKIR MISKIN/OKU DAN YANG MEMERLUKAN...PADA YANG BERHAJAT SALURKAN SUMBANGAN ANDA MELALUI AKAUN "MAYBANK:NO AKAUN:"558051304442"..MAKLUMKAN SUMBANGAN ANDA KETALIAN:012-4282010/019-5205025/019-5789690.TQ

Sunday, December 20, 2009

Zaman Keemasan Yahudi Di Tanah Baghdad




Di makam Ezekiel di kota Kifl, sebelah selatan Baghdad, terdapat tulisan Ibrani dengan kata Allah dibawahnya (SuaraMedia News)
Di makam Ezekiel di kota Kifl, sebelah selatan Baghdad, terdapat tulisan Ibrani dengan kata Allah dibawahnya IRAK (SuaraMedia) – Hampir setiap orang yang bisa membaca ayat-ayat dalam bahasa Ibrani yang terukir di dinding-dinding makam Ezekiel, telah meninggalkan negara Irak sejak 60 tahun yang lalu, namun kenangan mereka masih tersimpan rapi hingga saat ini di sebuah tempat suci Muslim.

Antara tahun 1948 dan 1951, hampir seluruh anggota komunitas Yahudi Irak yang berusia 2.500 tahun pergi meninggalkan negara tersebut, namun hingga saat ini, umat Muslim dan Kristen Irak masih sering mengunjungi tempat-tempat suci tersebut.

Di kota kecil Kifl, yang terletak di sebelah selatan Baghdad, tempat suci Ezekiel – nabi yang memimpin bangsa Yahudi di lokasi pembuangan Babilonia pada abad keenam Masehi – telah menjadi bagian dari rangkaian situs religius kuno Irak.

Sebuah menara miring yang terbuat dari batu bata berdiri menjulang diluar pintu masuk tempat suci tersebut, namun bentuk interior masjid tersebut lebih mirip sebuah sinagog, dilengkapi dengan lemari-lemari kayu kuno yang dipergunakan untuk menyimpan gulungan-gulungan Torah dan susuran tangga yang dulu dipakai untuk memisahkan pria dan wanita.

Di bagian dalam, tertulis naskah dalam bahasa Ibrani yang tertulis di tembok-tembok batu dibawah kubah bergaya Turki yang dihiasi oleh ukiran bunga dari abad pertengahan Islam.

Pemerintah Irak telah memulai proyek renovasi interior bangunan bersejarah itu, dan kementerian pariwisata dan benda bersejarah mengatakan bahwa pihaknya berharap untuk dapat segera memperbaiki dan merenovasi situs-situs Yahudi lainnya di seluruh penjuru negara tersebut.

"Pihak kementerian mengkhawatirkan semua bangunan warisan budaya di Irak, tidak peduli apakah itu bangunan Kristen, Yahudi atau dari agama lainnya," kata juru bicara kementerian Abdelzahra al-Talaqani.

Di makam Ezekiel di kota Kifl, sebelah selatan Baghdad, terdapat tulisan Ibrani dengan kata Allah dibawahnya (SuaraMedia News)
Di makam Ezekiel di kota Kifl, sebelah selatan Baghdad, terdapat tulisan Ibrani dengan kata Allah dibawahnya (SuaraMedia News)

"Dalam rencana-rencana perbaikan terkini, tidak dimasukkan perbaikan sejumlah sinagog di Baghdad, Basra, Mosul, Fallujah dan tempat-tempat lainnya karena kurangnya pendanaan, namun saya rasa bangunan-bangunan tersebut akan dimasukkan dalam rencana kementerian di masa mendatang."

Falah Abdelhadi, yang mengawasi proses renovasi tempat suci Ezekiel, berharap agar tempat tersebut dapat sekali lagi menarik pengunjung dari berbagai keyakinan yang berasal dari seluruh dunia.

"Tidak pernah ada konflik antar agama di Babilonia," katanya, sambil menunjuk reruntuhan kota kuno tersebut yang terletak beberapa kilometer dari tempatnya berdiri. "Semua orang menyukai kaum Yahudi Irak, meskipun Yahudi, namun mereka tetap orang Irak."

Umat Muslim mengenali hampir seluruh tokoh keagamaan dari keyakinan Yahudi dan Nasrani, termasuk Ezekiel. Dia dipanggil dengan sebutan Dhu al-Kifl dalam dua ayat al-Qur'an dan disebutkan pula bahwa dia mampu membangkitkan orang yang sudah mati.

Para peziarah Islam, Kristen, dan Yahudi di Timur Tengah selama berabad-abad telah menempuh perjalanan jauh untuk saling berkunjung ke tempat suci agama masing-masing dengan tujuan mendoakan kesehatan, kemakmuran dan kesuburan.

Di kota Al-Azair, Bashir Zaalan, seorang Muslim Syiah, merawat kuil Ezra, sosok yang disebut-sebut memimpin beratus-ratus orang Israel kembali ke Yerusalem pada abad ke-5 Masehi.

"Kami tidak pernah membeda-bedakan nabi, termasuk dari agama Kristen atau dari bangsa

Di makam Ezekiel di kota Kifl, sebelah selatan Baghdad, terdapat tulisan Ibrani dengan kata Allah dibawahnya (SuaraMedia News)
Di makam Ezekiel di kota Kifl, sebelah selatan Baghdad, terdapat tulisan Ibrani dengan kata Allah dibawahnya (SuaraMedia News)
Israel," katanya. "Nabi Ezra adalah putra Israel namun kaum Muslim juga mengunjungi kuilnya sebagaimana tempat suci lain."

Di kota Kirkuk yang terletak di bagian utara Irak, kaum Yahudi dulunya biasa menaiki benteng berusia 4.600 tahun untuk mencari berkah di sebuah makam (yang diragukan kebenarannya) dari nabi Daniel, yang sekarang menjadi tempat suci Muslim dan dipasangi bendera-bendera berwarna hijau.

"Kaum Muslim, Kristen dan Yahudi dulunya sering berkunjung di sini. Mereka selalu datang pada hari Sabtu, bahkan orang-orang Muslim juga datang pada hari Sabtu, karena disini merupakan tempat suci nabi-nabi Yahudi," kata Ayad Tariq Hussein, seorang Muslim Turki yang menjabat sebagai direktur benda-benda antik.

"Semua orang hidup bersama dengan rukun. Kami merindukan mereka saat mereka pergi," kata Ghazi Mohammed Salih, seorang apoteker berusia 66 tahun yang keluarganya memegang kunci benteng Kirkuk selama lebih dari 1.400 tahun.

"Ayah saya dulu biasa membicarakan tentang mukhtar (pemimpin komunitas) Yahudi, Shlomi, yang sering datang bersama orang-orang Yahudi setiap hari Sabtu untuk memberikan sumbangan ke tempat suci tersebut," katanya. "Kami semua bersahabat, bahkan akrab seperti saudara kandung."

"New York seringkali disebut sebagai kota Yahudi. Saya rasa pada awal abad ke-20, Baghdad juga bisa dikatakan sebagai sebuah kota Yahudi," tulis Nissim Rejwan, seorang Yahudi berdarah Irak yang meninggalkan negara tersebut pada tahun 1948 saat berusia 26 tahun.

Dalam tulisannya, Rejwan yang kini tinggal di Yerusalem, menjelaskan bagaimana pasar-pasar di Baghdad ditutup pada hari Sabtu, hari istirahat kaum Yahudi.

"Perbedaan antara dunia dimana saya dulu dilahirkan, di Baghdad pada tahun 1920an dengan dunia dimana saya menghabiskan masa remaja saya pada akhir tahun 1940an dengan dunia yang kita tinggali sekarang sangatlah besar," tulisnya.

Sebelum Yahudi berbondong-bondong meninggalkan Irak pada tahun 1948, sepertiga dari penduduk keseluruhan kota Baghdad merupakan Yahudi, mereka juga berperan besar dalam bidang politik, ekonomi, dan budaya di Irak. Kini, populasi Yahudi di Baghdad berkurang drastis.

Masalah yang dihadapi Yahudi bermula pada awal 1930an, dengan berkembangnya radikalisasi nasionalisme Arab dan masuknya rombongan Yahudi Zionis. Tokoh-tokoh Yahudi memobilisasi para pemuda dan mendorong mereka untuk pindah ke Palestina.

Proses tersebut mencapai puncaknya dengan lahirnya negara Israel pada tahun 1948, disusul perang Arab-Israel dan Operasi Ezra dan Nehemia, yang menyedot sekitar 120.000 orang Yahudi – 96 persen dari keseluruhan Yahudi Irak – ke Israel pada tahun 1951.

"Jika anda bertanya pada komunitas Yahudi pada tahun 1948, berapa banyak orang yang ingin pindah ke Israel, saya rasa sekitar 20 hingga 30.000 orang Yahudi akan mengatakan ya," kata Moshe Gat, seorang profesor sejarah kelahiran Irak yang kini tinggal di Tel Aviv.

"Namun karena perang di Palestina, penganiayaan di Irak, dan kegiatan dari perwakilan Israel, orang-orang Yahudi meninggalkan negara Irak. Anda tidak bisa mengatakan bahwa penyebabnya hanya satu."

Dalam kekerasan yang pecah ketika terjadi invasi pimpinan AS pada tahun 2003 lalu, kaum Yahudi Irak bersembunyi dan menyamar menjadi kelompok bersenjata yang terdapat di seluruh penjuru negara, membantai umat Muslim, Kristen dan kaum minoritas lainnya.

Setelah pertumpahan darah banyak berkurang dalam dua tahun terakhir, pemerintah Irak mulai memperhatikan banyaknya warisan budaya di negara tersebut yang berpotensi untuk memancing wisatawan agar berkunjung ke Irak.

Hanya sedikit orang di Irak yang masih mengingat kehidupan komunitas Yahudi, dan juga mengenai beratnya konflik Timur Tengah bagi populasi warga Arab.

Namun para penganut tiga agama mungkin saja segera mengunjungi tempat suci Kifl, dimana didekatnya, Ezekiel disebut-sebut pernah berjalan melalui lembah tulang-tulang kering dan melihat Tuhan mengangkat kerangka-kerangka tersebut untuk kemudian melapisi mereka dengan daging.

"Irak harus dapat menjadi tujuan wisata. Jika ada pengunjung yang datang atas seijin pemerintah Irak, maka mereka akan diberikan sambutan yang hangat," kata Abdelhadi sambil tersenyum. "Sepanjang mereka hanya datang untuk berwisata." (dn/arby) Dikutip oleh SuaraMedia.com

__._,_.___



__,_._,___
tq:ami......

No comments:

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails